Strategi Indikator Scalping di broker EXNESS
https://exn.brokerexn.com/2019/11/strategi-indikator-scalping-di-broker.html
Seperti kita ketahui bahwa dalam forex ada tiga istilah umum dimana sering dipakai dalam mengelompokan sistem trading yaitu pertama: scalping, Kedua: Daily trading serta Ketiga: swing trading. Penjelasan lengkapnya bisa baca artikel Metode Trading Forex berdasarkan Time Frame
Banyak trader pemula di broker EXNESS lebih memilih cara scalping karena beberapa alasan:
1. Ingin cepat keluar agar memperoleh profit instan.
2. Modal kecil sehingga tidak mampu menjaga ketahanan di daily atau swing.
3. Belum memiliki sistem trading forex.
Scalping adalah sebuah teknik trading yang mengandalkan kecepatan Open dan Close secara cepat berulang pada forex. Tujuan teknik scalping ini dengan menginginkan profit kecil namun konsisten. Perolehan profit dalam teknik scalping ini dapat diperoleh hanya dalam waktu singkat.
Berikut ini beberapa indikator forex untuk scalping yang banyak digunakan di broker EXNESS, dan bisa dinilai sebagai beberapa "alat" terbaik guna menyusun sistem trading forex Anda.
1. Moving Average
Sebagai salah satu indikator paling simpel dan tersedia di semua platform trading, Moving Average merupakan indikator favorit bagi banyak scalper. Penempatan dan penggunaannya pun sangat mudah bagi para pemula. Trader cukup menentukan timeframe untuk bertrading, menaruh kombinasi beberapa garis Moving Averages, menguji kehandalannya, lalu dioperasikan. Beberapa trader menyarankan kombinasi SMA 5-8-13 pada chart 2 menit untuk mengidentifikasi tren yang cukup kuat untuk buy maupun sell, sekaligus meninjau kapan tren kira-kira akan berbalik arah.
Pasang Moving Averages pada chart, Anda akan melihat garis-garis SMA naik-turun. Saat tren masih kuat, ia akan menempel pada SMA 5 atau SMA 8, sedangkan jika mendekati SMA 13 maka artinya momentum sudah memudar dan reversal akan terjadi (waktunya close position). Berikutnya, tunggu hingga garis-garis itu menyatu kembali sebelum buka posisi lagi. Pakai salah satu rumus klasik Moving Averages: Kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah atas, open buy; sedangkan kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah bawah, maka open sell.
2. Bollinger Bands
Bollinger Bands di timeframe rendah juga populer sebagai indikator forex untuk scalping di EXNESS. Cukup terapkan Bollinger Bands dengan period 12 dan Deviation 2 (default) pada timeframe 5 menit, lalu jalankan. Jika harga menyentuh lower band, maka buy; kemudian kalau harga mencapai upper band, maka sell. Pasang celah stop loss dan TP yang tipis-tipis saja, antara SL:TP = 10:5 pip.
Namun, tak ada sistem tanpa kelemahan, termasuk indikator Bollinger Bands. Indikator forex yang satu ini hanya akan efektif di pasar ranging/sideways, dan bisa membawa petaka kalau dipakai ketika harga trending. Masalahnya, Bollinger Bands seringkali gagal mendeteksi penembusan salah satu band, padahal itu bisa dengan mudah membuat posisi kita kena SL karena level SL yang rendah.
3. Stochastic
Penggunaan Stochastic sebagai indikator forex untuk scalping agak berbeda dengan Moving Averages atau Bollinger Bands. Kebanyakan trader menggunakan Stochastic bukan sendirian (indikator tunggal), melainkan sebagai pelengkap dalam satu sistem. Jadi, Anda bisa jadi sering melihat rekomendasi sistem dimana Stochastic dikombinasikan dengan Moving Averages, atau Bollinger Bands, dan lain-lain.
Itu tadi penjelasan indikator yang cocok untuk scalping dan paling akurat. Tentang penggunaannya, kalian bisa langsung mencobanya di akun demo broker EXNESS untuk melihat faktor eksternal lain yang mempengaruhi munculnya sinyal palsu.
Jika anda sudah merasa yakin, barulah anda bisa menggunakannya untuk analisa trading di akun real EXNESS.
Banyak trader pemula di broker EXNESS lebih memilih cara scalping karena beberapa alasan:
1. Ingin cepat keluar agar memperoleh profit instan.
2. Modal kecil sehingga tidak mampu menjaga ketahanan di daily atau swing.
3. Belum memiliki sistem trading forex.
Scalping adalah sebuah teknik trading yang mengandalkan kecepatan Open dan Close secara cepat berulang pada forex. Tujuan teknik scalping ini dengan menginginkan profit kecil namun konsisten. Perolehan profit dalam teknik scalping ini dapat diperoleh hanya dalam waktu singkat.
Berikut ini beberapa indikator forex untuk scalping yang banyak digunakan di broker EXNESS, dan bisa dinilai sebagai beberapa "alat" terbaik guna menyusun sistem trading forex Anda.
1. Moving Average
Sebagai salah satu indikator paling simpel dan tersedia di semua platform trading, Moving Average merupakan indikator favorit bagi banyak scalper. Penempatan dan penggunaannya pun sangat mudah bagi para pemula. Trader cukup menentukan timeframe untuk bertrading, menaruh kombinasi beberapa garis Moving Averages, menguji kehandalannya, lalu dioperasikan. Beberapa trader menyarankan kombinasi SMA 5-8-13 pada chart 2 menit untuk mengidentifikasi tren yang cukup kuat untuk buy maupun sell, sekaligus meninjau kapan tren kira-kira akan berbalik arah.
Pasang Moving Averages pada chart, Anda akan melihat garis-garis SMA naik-turun. Saat tren masih kuat, ia akan menempel pada SMA 5 atau SMA 8, sedangkan jika mendekati SMA 13 maka artinya momentum sudah memudar dan reversal akan terjadi (waktunya close position). Berikutnya, tunggu hingga garis-garis itu menyatu kembali sebelum buka posisi lagi. Pakai salah satu rumus klasik Moving Averages: Kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah atas, open buy; sedangkan kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah bawah, maka open sell.
2. Bollinger Bands
Bollinger Bands di timeframe rendah juga populer sebagai indikator forex untuk scalping di EXNESS. Cukup terapkan Bollinger Bands dengan period 12 dan Deviation 2 (default) pada timeframe 5 menit, lalu jalankan. Jika harga menyentuh lower band, maka buy; kemudian kalau harga mencapai upper band, maka sell. Pasang celah stop loss dan TP yang tipis-tipis saja, antara SL:TP = 10:5 pip.
Namun, tak ada sistem tanpa kelemahan, termasuk indikator Bollinger Bands. Indikator forex yang satu ini hanya akan efektif di pasar ranging/sideways, dan bisa membawa petaka kalau dipakai ketika harga trending. Masalahnya, Bollinger Bands seringkali gagal mendeteksi penembusan salah satu band, padahal itu bisa dengan mudah membuat posisi kita kena SL karena level SL yang rendah.
3. Stochastic
Penggunaan Stochastic sebagai indikator forex untuk scalping agak berbeda dengan Moving Averages atau Bollinger Bands. Kebanyakan trader menggunakan Stochastic bukan sendirian (indikator tunggal), melainkan sebagai pelengkap dalam satu sistem. Jadi, Anda bisa jadi sering melihat rekomendasi sistem dimana Stochastic dikombinasikan dengan Moving Averages, atau Bollinger Bands, dan lain-lain.
Itu tadi penjelasan indikator yang cocok untuk scalping dan paling akurat. Tentang penggunaannya, kalian bisa langsung mencobanya di akun demo broker EXNESS untuk melihat faktor eksternal lain yang mempengaruhi munculnya sinyal palsu.
Jika anda sudah merasa yakin, barulah anda bisa menggunakannya untuk analisa trading di akun real EXNESS.